Khutbah Jumat Singkat Ilmu Meraih Keberkahan Hidup Pemateri Nofriyanto, * Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan اَلْحَمْدُ لِلهِ الغَفٌوْرِ التَّوَّابِ، اَلْكَرِيْمِ الْوَهَّابِ؛ خَلَقَ الْخَلْقَ وَدَبَّرَهُمْ، وَكَفَلَ أَقْوَاتَهُمْ وَأَرْزَاقَهُمْ، نَحْمَدُهُ عَلَى مَا أَعْطَى، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ تَبَارَكَ اسْمُهُ، وَتَعَالَى جَدُّهُ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى بِالدِّيْنِ الْمُبَارَكِ الَّذِيْ عَمَّتْ بَرَكَتُهُ الْأَرْضَ جَمِيْعًا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله؛ فَجُمَّاعُ الْخَيْرِ فِيْ ظِلَالِهَا، وأُسُّ السَّعَادَةِ فَيْ تَحْقَيْقَهَا، وَطَرِيْقُ الْجَنَانِ يَمُرُ عَبُرَ تَمَثُّلِ مَدْلُوْلِهَا، قَالَ اللهَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. جَعَلَ اللهُ الْأَرْضَ مُسْتَقِرًّا لِحَيَاةِ الْعِبَادِ، وَبَارَكَ فِيْهَا، قَالَ تَعَالَى وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ. اِصْطَفَى اللهُ أَنْبِيَاءَهُ، وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَةِ فِيْ حَيَاتِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ، قَالَ تَعَالَى عَنْ نُوْح -عَلَيْهِ السَّلَامِ- قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ. وَقَالَ عَنْ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَام وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ. Hadirin Kaum Muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Sesuai asal katanya, berkah dalam bahasa Arab berasal dari kata al-Barakatu yang artinya tumbuh, bertambah, dan melimpahnya kebaikan serta terus-menerus. Artinya, jika sesuatu itu diberkahi, meskipun ia sedikit, akan tetap terasa banyak; jika kecil tetap terasa besar, jika telah banyak justru bertambah dan melimpah manfaat dan faedahnya. Itulah arti berkah. Barometer Keberkahan Hidup Bukanlah Harta Adapun keberkahan hidup itu banyak bentuk dan macamnya. Bisa di dalam raga, harta, waktu, keluarga, dan juga anak keturunan, bahkan ilmu. Karena, keberkahan hidup merupakan karunia Ilahi, maka ia tidak bisa dinilai dan diukur menggunakan alat-alat teknologi maupun ilmu matematika manusiawi. Pasalnya, jika Allah shubhanahu wata’ala telah memberkahi umur seseorang, misalkan, maka Allah shubhanahu wata’ala akan menjadikan ia orang yang berumur panjang dalam ketaatan dan merasakan manfaat dari amal salehnya terus menerus bahkan bagi orang lain, sehingga seakan-akan ia hidup beratus-ratus tahun. Dan jika Allah memberkahi seorang hamba dalam beramal saleh, ia akan memiliki kekuatan dan semangat dalam menjalankan beragam amal kebajikan yang orang lain tidak mampu dan bermalas-malasan dalam menjalankannya. Begitu pula jika Allah memberkahi kesehatan tubuh seseorang, maka kita akan mendapatinya sebagai sosok muslim dan muslimah yang kuat, tidak mudah sakit. Adapun jika Allah memberkahi harta seseorang, maka Allah akan menumbuhkembangkan hartanya. Allah menanamkan dalam hatinya rasa qanaah. Ia tidak diperbudak oleh hawa nafsu terhadap hartanya. Lalu Allah berikan kemampuan padanya untuk mengelola harta tersebut dalam kebaikan dan ketaatan seperti, mewakafkan dan menyedekahkan sebagian hartanya. Tak hanya itu, Allah juga senantiasa menjadikan semua urusan hartanya mudah baginya. Demikian halnya jika Allah memberkahi anak seseorang, maka Allah akan memberikan kenikmatan kepada orang tuanya dengan kesalehan dan baktinya kepada mereka, senantiasa mendapatkan manfaat dan faedah dari perangai baik anak-anaknya. Dan jika Allah memberkahi istri seorang muslim, maka Allah jadikan senang mata dan hati suaminya tatkala memandang istrinya. Apabila si suami tidak ada di rumah, si istri menjaga amanah kehormatan dan hartanya. Adapun yang dimaksud apabila Allah memberkahi ilmu seseorang, maka Allah jadikan ia orang yang khusyuk dan penuh rasa takwa. Orang-orang yang berada di sekitarnya dapat mengambil manfaat dari kebaikan ilmunya. Materi Khutbah Jumat Jujur itu Berat, tapi Harus! Karena ahli ilmu yang berkah akan senantiasa abadi. Tubuh dan jasad mereka boleh sirna, namun warisan dan peninggalan amal baik dari ilmu mereka senantiasa terpatri dalam hati-hati insani, dan pahala serta ganjaran yang mereka peroleh senantiasa abadi selama-lamanya. Sebagaimana ungkapan sebuah syair dalam kitab As-Suluk fi Thabaqat al-Ulama’ wa al-Muluk karya Bahauddin al-Jundi al-Yamani 1/420, قَدْ مَاتَ قَوْمٌ وَمَا مَاتَتْ مَكَارِمُهُمْ … وَعَاشَ قَوْمٌ وَهُمْ فِي النَّاسِ أَمْوَاتُ “Sungguh ada manusia-manusia yang raganya telah mati namun kemuliaan mereka senantiasa hidup nan abadi, namun juga ada manusia-manusia yang sejatinya ia masih bernyawa akan tetapi orang-orang tidak merasakan akan keberadaannya bagi manusia ia telah mati.” Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah Satu hal yang tak kalah penting untuk menjadi perhatian kita bersama, bahwa keberkahan hidup merupakan wujud kasih sayang Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Sebagaimana firman Allah shubhanahu wata’ala dalam Fathir 2, مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۚوَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” QS. Fāthir 2 Hadirin Kaum Muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Mintalah Keberkahan Hidup Kepada Allah Keberkahan juga merupakan sesuatu yang paling didambakan setiap manusia. Tidak ada satu pun makhluk ciptaan-Nya yang tidak butuh keberkahan hidup dari Rabbnya, sampai para Nabi dan Rasul sekalipun mereka senantiasa meminta dan memohon keberkahan kepada Sang Maha Pencipta. Sebut saja Nabiyullah Ayyub alaihissalam yang juga senantiasa melantunkan doa, “Demi Kemulian-Mu diriku tidak pernah merasa luput dari keberkahan yang Engkau berikan.” Juga doa baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Ya Allah Ya Rabbku berkahilah semua yang Engkau berikan kepadaku.” Khutbah Jumat Singkat Keutamaan Istighfar dan Rahasianya Dambaan dan kebutuhan makhluk akan berkah Allah tidak lain karena ia bisa menjadi penyebab sekaligus penentu kebahagiaan seseorang di dunia dan akhirat. Keberkahan sejatinya hanyalah dari Allah tabaarakasmu rabbika, tabarakalladzi biyadihi malakutus samawati wal ardh, maka bagi siapa saja yang menginginkannya haruslah memohon kepada-Nya. Selain itu juga, karena Allah merupakan sumber keberkahan hidup, maka tak heran jadilah kitab-Nya kitab yang diberkahi, rasul-Nya rasul yang diberkahi, rumah-Nya Baitullah rumah yang diberkahi, dan waktu dan tempat lain yang Allah khususkan juga merupakan waktu dan tempat yang diberkahi. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Jika Allah Memberkahi Hidup Seseorang Orang yang hidupnya berkah, maka waktu dan kesempatannya menjadi lebih luang, kekuatannya bertambah, hasil-hasil yang diinginkan dan diharapkannya tercapai menjadi kenyataan, juga sering menjumpai keajaiban. Dan sebaliknya, jika seseorang tidak mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, bisa jadi ia pergi meninggalkan dunia ini meskipun berumur panjang dan banyak amal namun tanpa bekal hakiki dan manfaat abadi setelah kematiannya. Satu hal lain yang perlu kita sadari bersama, keberkahan itu sejatinya bukanlah terletak di harta yang banyak. Bukan pula di kedudukan yang tinggi. Bukan pula pada anak yang banyak. Bukan juga pada hal-hal yang sifatnya materi. Namun keberkahan hidup sejatinya terletak pada perasaan dan jiwa manusia yang menjadikannya senantiasa berusaha menyucikan dan menata hati. Hidup lebih tenteram. Pikiran lebih tenang. Dan merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dari karunia dan ketetapan Allah Rabbul Izzati. Artikel Tsaqafah 8 Cara Agar Pintu Rezeki Penuh Berkah Singkatnya, keberkahan hidup merupakan nikmat dan karunia Allah. Maka barang siapa yang Allah berkahi dari apa-apa yang ia peroleh, maka Allah akan melimpahi hidupnya dengan berbagai manfaat dan kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang Allah cabut keberkahan darinya, maka segala yang ada padanya dan apa ia peroleh tidak lain hanyalah keburukan yang akhirnya menjadikan kehidupannya sengsara. Wal’Iyadzu billah. Bertakwalah kepada Allah dalam meraih keberkahan hidup. Mari jadikan akhirat lebih kita inginkan. Ablaghu hammina. Puncak cita-cita kita daripada kesenangan duniawi, karena setiap tempat itu, dunia dan akhirat, ada penduduknya sendiri-sendiri. Maka jadilah penduduk-penduduk Akhirat. Kuunuu min ahlil akhirah yang diberkahi oleh-Nya. Wallahul Musta’an Wallahu Waliyyut taufiq. Demikian Khutbah Jumat tentang keberkahan hidup yang dapat khatib sampaikan, kita memohon kepada Allah dengan asma’ul husna wa sifatihi al ula, semoga Allah memberkahi penglihatan, pendengaran, kekuatan, keluarga, anak, istri, keturunan, harta, dan ilmu kita dalam keadaan apa pun dan di mana pun kita berada, dan melindungi kita dari sebab-sebab hilangnya keberkahan, Hasbunallah wa ni’mal Wakiil. KHUTBAH KEDUA اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَى الصَّادِقِيْنَ بِالإِخْلَاصِ، وَرَزَقَهُمُ الْبَرَكَةَ، أَحْمَدُهُ–سُبْحَانَهُ–وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعْمَةِ فَضْلِ الإنْفَاقِ وَالصَّدَقَةِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، جَعَلَ النَّارَ مَثْوَى المُشْرِكِيْنَ الكَفَرَةِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، كَشَفَ زَيْغَ الدَّجَالِيْنَ السَحَرَةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِيْ الْفَضَائِلِ الْمَهَرَة. جَعَلَ اللهُ الأَرْضَ مُسْتَقِراً لِحَيَاةِ العِبَادِ وَبَارَكَ فِيْهَا وَعَمَّرَهَا بِالْخَيْرَاتِ قَالَ تَعَالَى وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا اِصْطَفَى اللهُ تَعَالَى أَنْبِيَائَهُ وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَةِ فِيْ حَيَاتِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ ، وَالْبَرَكَةُ تَعْنِيْ اَلنَّمْوَ وَالاِزْدِهَارَ، إِذًا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا قَرَّتْ فِيْ مَكَانٍ ظَهَرَ أَثَرُهَا وَفَاضَ خَيْرُهَا وَعَمَّ نَفْعُهَا اَلْمَالَ وَاْلوَلَدَ وَالْوَقْتَ وَاْلعِلْمَ وَالْعَمَلَ وَالْجَوَارِحَ. جَعَلَ اللهُ اَلْبَرَكَةَ فِيْ الْبَيْتِ اَلْعَتِيْقِ وَطَيِّبَةِ الطَّيِّبَةِ وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى وَمَا حَوْلَهُ قَالَ تَعَالَى إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَ بِمَكَّةَ مِنَ الْبَرَكَةِ، وَقَالَ تَعَالَى سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا. اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالِإكْرَامِ، إنَّا نَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَلْأَحَدُ اَلصَّمَدُ اَلَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لَنَا مِنَ البَرَكَةِ وَالتَّوْفِيْقِ أَوْفَرَ الْحَظِّ وَأَتَمَّ النَّصِيْبِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَارِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَالِنَا، اللَّهُمَّ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَمْوَالِنَا وَفِيْ أَوْقَاتِنَا، اللَّهُمَّ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ صِحَتِنَا وَعَافِيَّتِنَا، وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا. اللَّهُمَ قَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْهِ، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ قُلُوْبَنَا وَأَعْمَالَنَا وَأَحْوَالَنَا، اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ ارْفَعِ البَلَاءَ عَنِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَ اْلمسلمينَ، وَاحْفَظْ عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْ وَأَمْنَهُمْ وَأَعْرَاضَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اكْفِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ شَرَّ الْأَشْرَارِ وَكَيْدَ الْفُجَّارِ، اَللَّهُمَّ وَلِّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ وَاكْفِهِمْ شِرَارَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ اَلذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَهْلَ دِيْنَكَ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَذِيْ لَا يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ الْأَوْطَانِ وَالدَّوْرِ، وَاصْرِفْ عَنَّا الْفِتَنَ وَالشُرُوْرَ، وَأَصْلِحْ لَنَا الْأَئِمَةَ وَوُلَاةَ الْأُمُوْرِ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أَمْرِنَا بِتَوْفِيْقِكَ وَأَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاجْعَلْهُمْ مِنْ أَنْصَارِ دِيْنِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ، اَللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ بِطَانَةَ الصَّلَاحِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ أَهْلَ الزَّيْغِ وَالْفَسَادِ، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا وَأَرَادَ دِيْنَنَا وَبِلَادَنَا بِسُوْءٍ اَللَّهُمَّ فَأَشْغِلْهُ بِنَفْسِهِ وَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِيْ نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْراً عَلَيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَواتِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ ربِّ العالمينَ. Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat Ilmu Meraih Keberkahan Hidup di sini DOWNLOAD PDF Semoga bermanfaat!
khutbah Jumat Muhammadiyah. Khazanah 4 Agustus 2022 | 18:05 WIB. Khazanah Teks Khutbah Jumat Edisi Bulan Agustus tentang Hakikat Kemerdekaan, Cocok Disampaikan Menyambut HUT RI ke 77 Kamis, 4 Agustus 2022 | 16:55 WIB. Gaya Hidup Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 5 Agustus 2022: Scorpio Membawa Perubahan, Pisces? Kamis, 4 Agustus 2022 | 11:
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID bsRQiLB61K35QT9PcySwSqlOvuKrMHuIB4foRHvxFgDJNQWYlCZ5BQ==
AlMukminun 115-116) Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah, Karena Allah Subhannahu wa Ta'ala menciptakan kita tidak main-main,maka kita juga harus serius dalam hidup ini. Pengabdian dan ketaatan kita kepada Allah tidak boleh asal-asalan. Beribadah kepada Allah harus dijadikan prioritas. Jangan sampai ibadah hanya dijadikan kegiatan sampingan.KHUTBAH 1 الحَمْدُ للهِ الّذِي لَهُ مَا فِي السمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَلَهُ الحَمْدُ فِي الآخرَة الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وهو الرّحِيم الغَفُوْر. . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Jamaah shalat jum’at rahimakumullah, Waktu adalah sebuah anugerah. Manusia menerima kesempatan di dunia untuk mencapai tujuan-tujuan akhirat. Sebagaimana Islam ajarkan bahwa kehidupan dunia adalah ladang yang mesti digarap serius untuk masa panen di akhirat kelak. Karena itu sifat waktu dunia adalah sementara, sedangkan sifat waktu di akhirat adalah kekal abadi. Islam mengutamakan kehidupan akhirat di atas kehidupan dunia. Dua kehidupan tersebut dikontraskan sebagai dua jenis waktu yang sejati dan tidak sejati. Al-Qur’an melukiskan kehidupan dunia dengan istilah “tempat permainan” belaka. وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Artinya “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” QS al-Ankabut 64 Kalimat “kehidupan dunia ini merupakan senda gurau dan main-main” bukan berarti kita dianjurkan untuk berbuat seenaknya di dunia ini layaknya sebuah permainan. Redaksi tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa kehidupan dunia ini tidak sejati, tidak kekal, dan penuh dengan tipuan. Karena itu, maknanya justru seseorang harus lebih banyak mencurahkan perhatian kepada kehidupan akhirat. Lantas apa yang harus dilakukan agar kesempatan hidup di dunia berkualitas? Al-Qur’an telah memberikan garis bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi secara total kepada Allah. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ Artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” QS Adz-Dzariyat 56 Allah tidak menciptakan jin dan manusia untuk suatu manfaat yang kembali kepada Allah. Mereka diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Dan ibadah itu sangat bermanfaat untuk diri mereka sendiri. Pengertian ibadah itu pun sangat luas, tak sekadar ritual kepada Allah seperti shalat, puasa, haji, atau sejenisnya melainkan meliputi pula kebaikan-kebaikan yang membawa kemaslahatan bagi orang lain. Memanfaatkan umur di dunia ini menjadi sangat penting karena waktu terus berjalan, dan tak akan bisa terulang kembali. Manusia dituntut untuk memaksimalkan waktu atau kesempatan yang diberikan untuk perbuatan-perbuatan bermutu, sehingga tak menyesal di kehidupan kelak. Orang-orang yang menyesal di akhirat digambarkan oleh Al-Qur’an merengek-rengek minta kembali agar bisa memperbaiki perilakunya. حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ، لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ Artinya “Demikianlah keadaan orang-orang yang durhaka itu hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata “Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia, agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” QS Al-Mu’minun 99-100 Jamaah shalat jum’at rahimakumullah, Imam Al-Ghazali mengatakan, ketika seseorang disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dalam kehidupannya di dunia, maka sesungguhnya ia sedang menghampiri suatu kerugian yang besar. Sebagaimana yang ia nyatakan—dengan mengutip hadits—dalam kitab Ayyuhal Walad عَلاَمَةُ اِعْرَاضِ اللهِ تَعَالَى عَنِ الْعَبْدِ، اشْتِغَالُهُ بِمَا لاَ يَعْنِيهِ، وَ اَنﱠ امْرَأً ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مَنْ عُمُرِهِ، في غَيرِ مَا خُلِقَ لَهُ مِنَ الْعِبَادَةِ، لَجَدِيرٌ اَنْ تَطُولَ عَلَيْهِ حَسْرَتُهُ Artinya “Pertanda bahwa Allah ta’ala sedang berpaling dari hamba adalah disibukkannya hamba tersebut dengan hal-hal yang tak berfaedah. Dan satu saat saja yang seseorang menghabiskannya tanpa ibadah, maka sudah pantas ia menerima kerugian berkepanjangan.” Dari penjelasan ini, kita patut memikirkan ulang tentang hakikat perayaan tahun baru. Momen tahunan ini seyogianya disikapi secara wajar dan tepat. Kebahagiaan terhadap tahun baru semestinya diarahkan kepada rasa syukur terhadap masih tersisanya usia, bukan uforia kebanggaan atas tahun baru itu sendiri. Sisa usia itu merupakan kesempatan untuk menambal kekurangan, memperbaiki yang belum sempurna, dari perilaku hidup kita di dunia. Tahun baru lebih tepat menjadi momen muhasabah introspeksi dan ishlah perbaikan. Sebuah kata-kata Syekh Ahmad ibn Atha’illah as-Sakandari dalam al-Hikam ini patut menjadi renungan رُبَّ عُمُرٍ اتَّسَعَتْ آمادُهُ وَقَلَّتْ أمْدادُهُ، وَرُبَّ عُمُرٍ قَليلَةٌ آمادُهُ كَثيرَةٌ أمْدادُهُ. “Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah.” Semoga kita menjadi pribadi yang orang-orang yang mampu menunaikan sisa usia kita dengan sebijak-bijaknya, dan terhindar dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia. Amiin. Wallahu a’lam bisshawâb. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْ KHUTBAH 2 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا مَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ [] SUMBER KhutbahPertama. Khutbah Kedua. Contoh Khutbah Jum'at Singkat Pilihan. Contoh Khutbah Jum'at Singkat Bulan Rajab. Keutamaan bulan Rajab. Amalan Bulan Rajab. Meninggalkan Maksiat. Khutbah Jum'at Tentang Kematian. Hakikat Kematian. Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan. Karena indahnya, sampai tidak dapat terbayangkan oleh akal fikiran, tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah terdengar oleh telinga. Jika seseorang masuk surga, maka ia akan hidup selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya dan akan senang selama-lamanya. Artikel, a *** بسم الله الرحمن الرحيم Khutbah Pertama إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”. “يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً”. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً” أما بعد Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum menciptakan manusia, sudah menciptakan surga dan neraka. Surga disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya, sebaliknya neraka disiapkan untuk orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman تِلْكَ حُدُودُ اللهِ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {13} وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ ناَرًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ {14} “Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.—-Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. QS. An NIsaa’ 13-14 Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan. Karena indahnya, sampai tidak dapat terbayangkan oleh akal fikiran, tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah terdengar oleh telinga. Jika seseorang masuk surga, maka ia akan hidup selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya dan akan senang selama-lamanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ تَبْتَئِسُوا أَبَدًا » “Akan ada penyeru kepada penghuni surga “Sesungguhnya kalian akan sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya, kalian akan hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, kalian akan muda dan tidak akan tua selama-lamanya, kalian akan senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya.” HR. Muslim Inilah kenikmatan yang sempurna dan kesenangan yang sesungguhnya. Berbeda dengan dunia, ketika senang disudahi dengan kesedihan, ketika hidup disudahi dengan kematian, ketika sehat disudahi dengan sakit dan ketika muda disudahi dengan masa tua. Dan lagi, kesenangan yang ada di dunia, hanya diraih dengan kerja keras dan usaha, di samping hanya sebentar dan tidak berlangsung lama. Berbeda dengan surga, apa yang kita inginkan ada, tanpa perlu kerja keras dan berusaha, bahkan kita hanya menikmati sambil duduk santai di atas dipan-dipan dengan dilayani oleh anak-anak muda. Allah Azza wa Jalla berfirman عَلَى سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ {15} مُّتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ {16} يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ {17} بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ {18} لاَّيُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلاَيُنزِفُونَ {19} وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ {20} وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ {21} وَحُورٌ عِينٌ {22} كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ {23} جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {24} “Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata–Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan–Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,—Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,—Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,—Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,—Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.—Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,—Laksana mutiara yang tersimpan baik.—Sebagai Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al Waaqi’ah 15-24 Penghuninya bersaudara, dan tidak bermusuh-musuhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَنَزَعْنَا مَافِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ {47} لاَيَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَاهُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ {48} “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.—Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” QS. Al Hijr 47-48 Serta kenikmatan lainnya yang begitu banyak. Kenikmatan seperti inilah yang seharusnya dikejar dan didamba-dambakan oleh setiap insan, bukan kesenangan yang sementara dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ “Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” QS. Al Muthaffifin 26 Namun anehnya, kebanyakan manusia lebih mengedepankan kehidupan dunia, meninggalkan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ {20} وَتَذَرُونَ اْلأَخِرَةَ {21} “Bahkan kamu hai manusia mencintai kehidupan dunia—Dan meninggalkan kehidupan akhirat.” QS. Al Qiyamah 20-21 Mereka rela mengorbankan fikiran dan tenaga untuk memperoleh kehidupan dunia yang fana, bahkan sejak mereka bangun tidur hingga tidur kembali, yang difikirkan mereka hanyalah “dunia”, lupa dengan akhirat, mereka rela bekerja keras untuk mendapatkan kenikmatan yang sesaat, namun untuk kenikmatan yang sesungguhnya, berat sekali melakukannya, bahkan sampai ada yang tidak menyisakan sedikit pun waktunya untuk akhirat. Fa innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Hakikat Hidup di Dunia Saudaraku, surga yang demikian nikmat tidaklah murah. Untuk memperolehnya, tidak mungkin dengan berleha-leha dan santai begitu saja. Bahkan untuk memasukinya kita perlu dites terlebih dahulu, sebagaimana jika kita hendak memasuki sebuah perguruan tinggi yang sangat bagus dengan sarananya yang lengkap ditambah biayanya yang ringan atau gratis, kita tidak mudah masuk begitu saja, bahkan harus dites dahulu, jika berhasil barulah kita bisa memasukinya. Demikian juga jika kita ingin masuk surga. Ya, manusia akan dites atau diuji dahulu, namun di manakah mereka dites dan apa bentuk tesnya??? Tidak lain dan tidak bukan, manusia dites atau diuji terlebih dahulu di dunia. Jadi, dunia yang kita jalani ini merupakan tempat ujian, bukan tempat tujuan. Inilah sesungguhnya hakikat hidup di dunia, kalau sekiranya kita mengetahui. Allah Ta’ala berfirman تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ {1} الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ {2} “Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu—Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” QS. Al Mulk 1-2 Yakni bahwa kita akan diuji di dunia ini agar nampak jelas siapakah di antara kita yang paling baik amalnya, yakni yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya, dengan begitu kita dapat masuk ke dalam surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Jika demikian, sudahkah kita menjalani ujian ini dengan sebaik-baiknya, sudahkah kita memperbaiki amal kita; apakah amal yang kita lakukan adalah amal shalih atau sebuah kemaksiatan, apakah amal shalih yang kita kerjakan ikhlas karena Allah atau tidak dan apakah amal shalih yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan rasul-Nya atau tidak? Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَيُفْتَنُونَ {2} وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ {3} “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?—“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al Ankabut 2-3 Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia Ada Dua 1. Ujian Syahwat fitnah syahwat Yakni manusia dalam hidupnya di dunia, akan diuji dan digoda dengan hal-hal yang enak dan sejalan dengan selera hawa nafsunya. Godaan tersebut bisa berupa wanita, anak-anak, harta yang banyak, perniagaannya dsb. Allah Azza wa Jalla berfirman زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik surga.” QS. Ali Imran 14 Jika seseorang dapat bersabar, dalam arti tidak tergoda dengan hal-hal di atas, yakni wanita, anak-anak, harta, perniagaannya dsb. tidak membuatnya lalai dari mengingat Allah, tidak membuatnya meninggalkan kewajiban dan tidak membuatnya jatuh mengerjakan larangan, maka dia akan beruntung di dunia dan di akhirat. Kepada mereka akan dikatakan سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ “Salamun alaikum bima shabartum” keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu surga.” QS. Ar Ra’d 24 Sebaliknya, barang siapa yang termakan oleh godaan itu, yakni membuatnya meninggalkan perintah dan jatuh mengerjakan larangan, maka ia akan rugi di dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” QS. Al Munafiqun 9 Contoh nyata dalam hal ini adalah ketika azan memanggilnya untuk shalat, jika ia sampai tidak mau mendatanginya karena sibuk mengurus hartanya atau sibuk dengan bisnisnya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang rugi. 2. Ujian syubhat fitnah syubhat Syubhat secara bahasa artinya mirip atau serupa. Dikatakan perkara yang mirip dengan kebenaran sebagai syubhat, karena kelihatan dari luarnya seakan-akan benar. Ujian syubhat ini pertama kali menimpa Iblis karena qias batilnya yang digunakan untuk menolak perintah Allah sujud kepada Adam sebagai penghormatan kepadanya, قَالَ مَامَنَعَكَ أَلاَّتَسْجُدَ إِذْأَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاخَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ Allah berfirman “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab “Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. QS. Al A’raaf 12 Jika kita memperhatikan kata-kata Iblis, seakan-akan isinya benar, tetapi bagi orang yang berpandangan jauh ulama kata-kata ini jelas salah, karena tanah lebih baik daripada api. Kebiasaan api adalah membakar, merusak, keadaannya tidak kokoh goyang dan cepat terburu-buru. Sedangkan keadaan tanah adalah tenang, mudah diolah dan bermanfa’at sehingga dapat menumbuhkan tanaman. Oleh karena itu, Adam alaihis salam yang diciptakan dari tanah lebih mudah rujuk kembali kepada Allah, bertobat, tunduk kepada perintah Allah, mengakui kesalahan dan meminta ampunan-Nya. Berbeda dengan Iblis yang malah semakin sombong dan angkuh. Dari sinilah diketahui bahwa jika seseorang terkena ujian syahwat lebih mudah kembali daripada terkena ujian syubhat. Syubhat ini bagi orang yang kurang dalam ilmunya terlihat seakan-akan baik, bagus dan benar, seperti inilah keadaan bid’ah, di mana kebanyakan manusia menganggapnya baik. padahal di balik itu ada bahaya yang besar bagi agama ini membuatnya rusak, dan bahaya tersebut umumnya hanya diketahui oleh orang-orang yang dalam ilmu agamanya ulama. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ Khutbah Kedua اَلحَمْدُ لِلّهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الرَحِيْمِ الغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِزَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ العَزِيْزُ الجَبَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخْتَار، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الطَيِّبِيْنَ الأَطْهَار، وَإِخْوَنِهِ الأَبْرَارِ، وَأَصْحَابُهُ الأَخْيَارِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تُعَاقِبُ اللَيْلَ وَالنَّهَار Kemudian Bagaimanakah Cara Menghadapi Ujian Syubhat Ini? Berikut hal yang perlu disiapkan untuk menghadapi fitnah tersebut 1. Menjaga tauhid dan menjauhi syirk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirk, mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” terj. Al An’aam 82 2. Berpegang teguh dengan kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dengan pemahaman As Salafush Shaalih generasi pertama Islam. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ * “Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak, karena barang siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah genggamlah dengan kuat dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi Apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam benar-benar terjadi, setelah Beliau wafat kaum muslimin berselisih dan berpecah belah. Namun demikian, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak membiarkan begitu saja umatnya kebingungan saat menyaksikan keadaan yang beraneka ragam tersebut, bahkan Beliau memberikan jalan keluar kepada kita, yaitu dengan memegang teguh sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, meskipun menyelisihi kebanyakan orang. Tidak sebatas itu, Beliau juga menyuruh kita mengikuti para khalifah pengganti Beliau shallallahu alaihi wa sallam, yang tidak lain adalah para sahabat Beliau, terdepannya adalah khalifah yang empat; Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali radhiallahu anhum. Hal itu, karena bisa saja di antara golongan-golongan itu berdalih dengan ayat atau hadis, namun dalam memahaminya tidak seperti yang dipahami Beliau dan para sahabatnya. 3. Mendekat kepada para ulama rabbani Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ “Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka Rasul dan ulil Amri.” QS. An Nisaa’ 83 Makna “Ulil Amri” di sini adalah ulama. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kami ketika timbul kekhawatiran, pikiran kami kacau dan bumi yang luas terasa sempit, kami mendatangi beliau Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, kami perhatikan dan dengarkan kata-katanya sehingga hilanglah syubhat yang menimpa kami semuanya.” 4. Berdoa kepada Allah agar diberi keteguhan hati. Hati manusia semuanya berada di antara dua jari di antara jari-jari Allah, Dia mudah membalikkannya jika Dia menghendaki sebagaimana dalam hadis riwayat Ahmad dan Muslim. Oleh karena itu, Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam sering berdo’a dengan do’a berikut يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلىَ دِيْنِكَ “Wahai Allah yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku ini di atas agamamu.” HR. Tirmidzi dari Anas, lih. Shahihul Jami’ 7864 إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. Download Naskah Materi Khutbah Jum’at [download id=”121″] Info Naskah Khutbah Jum’at Artikel oleh Marwan bin Musa Kata kunci hakikat, dunia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial Keterangan lebih lengkap Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur HakikatHidup di Dunia Khutbah Pertama. Info Naskah Khutbah Jum'at. Artikel Marwan bin Musa. Kata kunci: hakikat, dunia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi: 081 326 333 328; DONASI hubungi: 087 882 888 727;
Inilahnaskah materi khutbah Jumat Singkat Edisi Hari Kemerdekaan RI HUT ke-77 tentang 'Meraih Kedamaian Dalam Masyarakat Dengan Syariat'. Teks Khutbah Jumat Edisi Bulan Agustus tentang Hakikat Kemerdekaan, Cocok Disampaikan Menyambut HUT RI ke 77 Inilah Makhluk Terakhir yang Hidup di Hari Kiamat, Cara Matinya Lebih Mengerikan Kamis, 4HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA KHUTBAH PERTAMA ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنْ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ Hadirin jama’ah Jumat yang berbahagia, Dengan mengucap Alhamdulillah, kita bersyukur ke hadhirat Alloh subhanahu wata’ala atas segala karuniaNya. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasallam, begitu juga kepada para sahabat dan keluarganya. Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Alloh subhanahu wata’ala, agar dihadapannya kita dapat meraih derajat yang mulia. Kaum muslimin sidang jumat, rohimakumullah, Allah subhanahu wata’ala menurunkan Al Quran supaya menjadi petunjuk bagi manusia agar ia bisa mengambil pelajaran darinya. Di antara petunjuk yang Allah berikan di dalam Al Quran adalah tentang “hakikat kehidupan dunia”. Di dalam Surat Ghaafir 39, Allah subhanahu wata’ala berfirman يَٰقَوۡمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا مَتَٰعٞ وَإِنَّ ٱلۡأٓخِرَةَ هِيَ دَارُ ٱلۡقَرَارِ ٣٩ Artinya Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Kaum muslimin sidang jumat, rohimakumullah, Ayat tersebut menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia yang sementara, dan sesungguhnya akhirat adalah kehidupan yang abadi. Kata dunia sendiri didalam kitab lisaanul Arab, memiliki arti rendah dan bersifat sementara. Dengan demikian kehidupan dunia adalah kehidupan yang rendah dan sementara jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal tanpa ada akhirnya. Allah subhanahu wata’ala memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan dunia seperti air hujan yang menyuburkan tumbuhan sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tumbuhan itu menjadi kering dan mati, sebagaimana Allah jelaskan di dalam surat Yunus 24 “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air hujan yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berfikir.” Yunus 24 Pada akhir ayat tersebut dikatakan “Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berfikir.” Ini artinya hanya orang yang mau berpikir yang mau melihat sekitarnya dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah sementara. Jangan sampai kita terpedaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Tidak mau tahu lagi mana yang halal dan haram. Harta seakan segala-galanya. Orang yang demikian ini tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebagaimana dialami oleh banyak caleg yang gagal masuk menjadi anggota legislatif. Mereka stres, bahkan ada yang gila dan bunuh diri, semua hartanya habis ludes, yang tersisa tinggal tagihan hutang yang setiap saat menghantuinya. Orang yang tertipu dengan dunia biasanya tidak sadar bahwa dunia ini ada batasnya. Mereka mengira hidup mereka masih lama. Bahkan mereka berharap umur mereka diperpanjangsampai 1000 tahun. Harapan semacam ini ternyata merupakan salah satu karakter orang kafir Al-Baqarah 96. وَلَتَجِدَنَّهُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٖ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٖ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ ٩٦ Artinya Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan di dunia, bahkan lebih loba lagi dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kaum muslimin sidang jumat, rohimakumullah, Tanpa mereka sadari, setiap pertambahan hari atau bulan pada hitungan umurnya, pada hakikatnya jatah umurnya semakin pendek dan berkurang dari apa yang telah Allah tetapkan az-Zumar 42. Banyak orang yang suka menunda-nunda pelaksanaan kewajiban ibadah maupun bertobat. Mereka berharap suatu saat mereka bisa melakukannya. Tidak sedikit masyarakat kita yang teracuni bualan orang hedonis yang mengatakan, "muda foya-foya, tua kaya-raya, dan mati masuk surga." Ini tentu tipuan dan bualan setan yang ingin menjauhkan manusia dari tuhannya dan menjerumuskan para generasi muda dalam sebuah kehidupan tanpa arah. Jamaah Jumat yang berbahagia, Sahabat Rosululloh yang mulia, Jâbir bin Abdullah, mengabarkan bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wasallam pernah melewati pasar hingga kemudian banyak orang yang mengelilinginya. Sesaat kemudian beliau melihat bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Beliau mengambil dan memegang telinga bangkai kambing itu seraya bersabda, "Siapa di antara kalian yang mau membeli bangkai anak kambing ini dengan harga satu dirham"sahabat menjawab, "Kami tidak mau, walau bangkai anak kambing itu menjadi milik kami dengan harga murah. Lagi pula, apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?" Kemudian Rosululloh bersabda lagi, "Apakah kalian suka anak kambing ini menjadi milik kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, seandainya anak kambing ini hidup, maka ia cacat telinganya. Apalagi dalam keadaan mati." Mendengar pernyataan mereka, Nabi bersabda, "Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini untuk kalian." HR. Muslim. Dikisahkan pada suatu waktu, Rosululloh memegang pundak Abdullah bin Umar Beliau berpesan, "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan musafir" Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain, "Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada dipagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu" HR. Bukhari Hadirin jama’ah jumat yang berbahagia, Demikian khutbah singkat ini, semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang telah disampaikan sehingga kita semakin memahami hakikat kehidupan dunia. Wallohu a’laam bisshowab. Penutup Khutbah Pertama أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ KHUTBAH KEDUA اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنْ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ, وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. Penutup Khutbah Kedua عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ, وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ F2KvzU.